Kamis, 05 April 2012

Makalah Menjelaskan Unsur intrinsik Novel

KATA PENGANTAR

Puji syukur  penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa penulis telah menyelesaikan tugas makalah pelajaran Bahasa Indonesia dengan membahas Unsur-Unsur Intrinsik Novel.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah  ini tidak lain berkat bantuan, dorongan orang tua. Sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru bidang Study pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai Amin.





Ciranjang, Januari  2012


                                                                                                   Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………..

A.          Latar Belakang………………………………….

B.          Rumusan Masalah………………………………

C.          Tujuan……………………………………………

BAB II MENJELASKAN UNSUR – UNSUR INTRINSIK  NOVEL……………………………………………….

A.     Pengertian Novel…………………………………

B.      Unsur – Unsur Intrinsik Novel………………….
C.  Cara Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel

BAB III PENUTUP…………………………………………...

A.     Kesimpulan………………………………………

B.      Saran……………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………….



















BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya, dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan hanya sekedar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengola gagasan yang ada dalam pikirannya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi, unsur inilah yang ada menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Berdasarkan ulasan di atas makalah ini disusun agar pembaca lebih memahami dan menambah pengetahuan para pembaca tentang novel maupun unsur-unsur intrinsik novel.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1.      Apa Pengertian Novel ?
2.      Apa saja Unsur-Unsur Intrinsik Novel ?

C.   Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, ialah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui Pengertian Novel.
2.      Untuk mengetahui Unsur-Unsur Intrinsik Novel.





BAB II
MENJELASKAN UNSUR – UNSUR INTRINSIK NOVEL


A.   Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti “sepotong kisah atau berita”. Kemudian, kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh,  hingga tahap penyelesaian.
Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Novel syarat utamanya bahwa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga Berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2.      Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.Abdul Roni M,Pd).
3.      Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd).

B.   Unsur-Unsur Intrinsik Novel


Yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Yaitu sebagai berikut :
1.  Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur  intrinsik yang lain.

2.  Tokoh
Tokoh adalah  individu ciptaan/rekaan pengarang  yang  mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
b.      Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

3.  Penokohan atau perwatakan
Penokohan merupakan penggambaran suatu watak tokoh dalam sebuah novel. Pengenalan watak dari tiap-tiap pelaku.
4.  Alur
Adalah jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara beruntun atau rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan dalam cerita. Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari berbagai peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Misalnya karena ada peristiwa 1 (pacarnya lari) maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A frustasi). Jalinan itu yang dinamakan alur/plot.
Jenis – Jenis Alur
1.      Alur maju (alur lurus)
            Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal ke akhir (kronologis)
2.      Alur mundur (alur flashback)

Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari akhir ke awal (set back)
                 
3.      Alur campuran (maju-mundur)
                 Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
       
5.  Konflik
            Konflik cerita, yaitu pokok permasalahan yang terjadi dan sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan atau perselisihan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Dalam kehidupan nyata konflik merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Namun dalam sebuah cerita tanpa adanya masalah yang memicu adanya konflik berarti “tak akan ada cerita, tak ada nada plot”. Peristiwa dan konflik biasanya berkaitan erat, dapat saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, bahkan konflik pun pada hakikatnya merupakan peristiwa.
            Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan konflik atau bahkan sebaliknya. Bentuk konflik sebagai bentuk kajadian dapat dibedakan ke dalam dua kategori: konflik fisik dan koflik batin.
1.      Konflik fisik (eksternal) adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan tokoh lain atau dengan alam. Misalnya, konflik (permasalahan) yang dialami seseorang tokoh akibat adanya banjir besar, gunung meletus, kemarau panjang dan sebagainya. Konflik sosial, sebaliknya adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antar manusia, atau masalah-masalah yang muncul akibat hubungan antar manusia. Konflik sosial berupa masalah peperangan, perburuhan atau kasus-kasus hubungan sosial lainnya.
2.      Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seseorang tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri, ia merupakan permasalahan intern seorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi akibat pertentangan antara dua keinginan, keyakinan pilihan yang berbeda, harapan-harapan, atau maslah-masalah lainnya. Dapat disimpulkan bahwa beberapa konflik di atas saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan dapat terjadi secara bersamaan.

6.  Setting/Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam dua unsur pokok:
1. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan           dalam sebuah novel.
2. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah novel.
7.  Suasana
Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Pembaca mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama dan bersama dia pembaca dibawa larut dalam suasana cerita.
8.  Sudut Pandang
Adalah posisi pengarang dalam membawakan ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut (pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita).
Sudut Pandang dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita. Ia terlibat dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh pembantu). Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang orang pertama sering disebut juga sudut pandang akuan.
a.       Sudut pandang  orang pertama terbagi lagi menjadi dua yaitu :
Sudut pandang orang pertama pelaku utama (Tokoh ‘aku’ menjadi tokoh utama dalam cerita).
b.      Sudut pandang. orang pertama pelaku sampingan (Tokoh ‘aku’ hanya berperan sebagai tokoh pendamping/pembantu saja).
2.       Sudut pandang orang ketiga
       Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di luar cerita. Artinya dia tidak terlibat dalam cerita. Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau pencerita saja.
       Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut pula sudut pandang diaan.
9.  Gaya Bahasa
Adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui bahasa yang digunakan. Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing. Ahmad Tohari, misalnya, dia banyak menggunakan kalimat-kalimat yang indah dan kuat untuk mendeskripsikan latar dalam ceritanya,
gaya bahasa berfungsi sebagai alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika. misalnya personifikasi, gaya bahasa ini mendeskripsikan benda – benda mati dengan cara memberikan sifat – sifat seperti manusia. simile (perumpamaan), gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan. Hiperbola, gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek berlebihan.
10.     Amanat

Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita bisa berupa nasihat, anjuran, atau larangan untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Yang jelas, amanat dalam sebuah cerita pasti bersifat positif.
Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
Janganlah kita senang berbohong.


C.  Cara Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Novel 
         
     
1.      Tema

ü  Baca keseluruhan cerita dan memahaminya,kalo perlu baca berulang-ulang.
ü  Tentukan tokoh utama yang mengalami kejadian/masalah, lalu tentukan masalah yang dihadapi tokoh utama tersebut dan biasanya temanya berkaitan dengan permasalahan.
ü  Tulis hal-hal yang dibicarakan dalam cerita,baik itu tersirat maupun tersurat hal yang paling banyak dibicarakan biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema
• Tema : Perjuangan seorang Remaja melawan penyakit kanker Ganas,(Rabdomiosarcoma),tetapi memiliki semangat untuk Hidup.

2.     Tokoh

ü  Tulis saja nama – nama orang/tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut.
ü  Kalau tokoh utama : dengan menghitung berapa banyak tokoh tersebut tampil dan berapa banyak dibicarakan, tokoh yang paling banyak dibicarakan adalah tokoh utama.

3.      Watak
ü  Menunjukan secara langsung bagaimana perilakunya
ü  Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
ü  Memahami bagaimana jalan pikiranya
ü  Melihat bagaimana tokoh itu menghadapi masalah yang ada.apa yang di katakana oleh tokoh.
Penggambaran watak Tokoh
  1. Secara Langsung
  • “Memang bersemangat sekali ya pak?” tegur Bu Mus  kepada Pak Noor”.
  • Lintang sungguh rajin ya buk, mudah-mudahan ia dapat menjadi pernerus kita nantinya.
  • Bapak K.A Harfan itu benar-benar sabar menghadapi siswanya.
  1. Secara tidak langsung
Melalui Dialog
  • “Aku akan tetap bersekolah disini rek”, jawab Ikal dengan suara keras.                (Ikal berwatak berpendirian)
  • “Aku sudah pernah membaca buku itu bukan aku tidak suka”. Demikian komentar akiong encari penyakit. (Akiong berwatak Sombong)
  • “Diam dan simaklah panggilan kemenangan itu”. Sahara dan Ikal mendeng Lintang berkata seperti ini. (Lintang berwatak bersemangat)
  • “kalau dia bias berubah menjadi burung bayan, tak perlu kita susah-susah seperti ini”. Desah Kucai terengah-engah. (Kucai berwatak banyak bicara)
  • “Berbahaya ? kalau tak dicoba siapa yang tahu”. Tanya balik Borek.                   (Borek berwatak ingin tahu)
  • “Sudah 3 jam kita disini, lebih baik kita pergi saja”. Mahar menasihati Lintang. (Mahar berwatak mudah menyerah)
  • Trapani berbisik “besok pulang bersama lagi ya ?” (Trapani berwatak manja)
  • “Semua Pria brengsek ! egois !!!” katanya ketus. ( Sahara berwatak emosi)
Melalui Fisik
  • Bapak K.A Harfan Efendy Noor yang berwajah sabar sedang duduk disamping sekolah.
  • Seorang wanita berjilbab dan tinggi itu Nampak berkilau ditengah kerumunan orang.
  • Wanita berkalung sorban itu melirik kami dengan pandangan jijik.
Melalui Jalan Pikiran
  • “Bisa diakalin nih anak”. Borek sinis.
  • “Bagus dengan begini aku bisa menag dalam perlombaan itu”, pikir Akiong dalam hati.
Melalui Masalah
  • “Sudah menyerah ya ? semangat dong”, ujar lintang.
  • “Saya akan berusaha mencari  siswa lagi pak” Bu Mus bergegas.

4.      Alur
ü  Pahami, cermati jalan cerita lihat urutan peristiwa dalam cerita novelnya
ü  Dengan melihat atau menulis kapan cerita itu dimulai dan diakhiri, jika cerita diawali dari waktu lalu menuju waktu sekarang,berarti cerita tersebut beralur maju,demikian sebaliknya.

5.      Setting/latar
ü  Kapan dan dimana cerita itu berlangsung,.

Latar Waktu
1.Siang hari_Contoh kalimat : “Kita tunggu aja sampai jam 11 siang mudah-mudahan ada 1 siswa lagi yang mendaftar”.
2.Pagi hari_Contoh kalimat : “Persis pada saat matahari terbit mereka bergegas pergi ke sekolah Muhammdiyah”.
Latar Tempat
1.Di sekolah_Contoh kalimat : “Borek lagi tidur tuh di kelas”. Sahut  Lintang.
2.Di bawah Pohon_Contoh kalimat : “Pohon ini begitu teduh rek, mudah-mudahan emosi kau bisa seperti ini”. Oceh Lintang.

6.      Suasana
ü  Dilihat dari keadaan dalam cerita tersebut . Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
  • Menyenangkan_Contoh kalimat : “Horeee… kan sudah aku bilang, ini adalah panggilan kemenangan kita”.
  • Menegangkan_Contoh kalimat : “Kalau kita tak mendapatkan 1 siswa lagi sampai jam 11 siang ini tamatlah riwayat sekolah ini buk”.
7.      Sudut pandang
ü  Berkaitan dengan penceritaan penulis,jika pengarang memakai istilah aku untuk menghidupkan tokoh,seolah-olah dia menciritakan  pengalamanya sendiri maka itu SP orang ke 1,dia Ke 3.

8.      Amanat
ü  Dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan para tokohnya,jika tokoh adalah orang yang jujur dan dalam cerita ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya berari cerita itu mengandung pasan/amanat tentang kejujuran..
  • Janganlah menyerah, hiraukan orang yang mengganggumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
ü  Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha yang sulit

9.      Konflik
ü  Dilihat dari suatu permasalahan yang ada atau yang di hadapi oleh tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
  1. Konflik dalam novel ini dimulai saat sekolah yang menjadi dambaan anak-anak Laskar Pelangi akan digusur karena tidak memenuhi syarat yaitu harus memiliki siswa minimal 10 orang.
Contoh kalimat : “jika sampai jam 11 kita tak mendapatkan 1 siswa lagi tamatlah riwayat kita pak “.
  • Konflik kedua dalam novel ini terjadi pada saattokoh utama tidak dapat bersekolah lagi di sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga.

1   10.  Gaya Bahasa
ü  Dilihat dari kata- kata yang digunakan pengarang dalam menyampaikan ceritanya.

        1. Metafora
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung (Keraf : 139). Berikut contohnya:  Apa sebabnya kau naik pitam?” Tanya saya.” Kau pikir Firdaus tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh orang itu?” (hal: 5) Makna naik pitam adalah marah.
        2. Litotes
        Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri (Keraf, 2006 : 132). Berikut contohnya:
Dibandingkan dengan dia, saya hanyalah seekor serangga kecil yang sedang merangkak di tanah diantara jutaan serangga lain. (hal:6)Seekor serangga kecil maksudnya merendah dan tidak sebanding statusnya.Gubuk kami dingin hawanya. (hal:24)
Gubuk kami mengandung arti rumah persinggahan.
        3. Simile
Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit, maksudnya ialah bahwa ia lansung mengatakan sesuatu sama dengan hal lain (Keraf: 138). Dalam hal ini bahasa yang membandingkan mengunakan kata-kata perbandingan, terlihat dalam ketipan berikut:
Saya berdiri terpaku seperti berubah menjadi batu. (hal: 7)Maksud dari berubah menjadi batu adlah diam tanpa ada gerakan.
  4. Hiperbola_ Adalah gaya bahasa yang mangandung ungkapan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf: 135). Contohnya sebagai berikut:
       Saya merasa ditolak, bukan saja oleh dia, bukan saja oleh satu orang diantara sekian juta yang menghuni dunia yang padat ini, tetapi oleh setiap makhluk atau benda yang ada dibumi ini, oleh dunia yang luas itu sendiri. (hal:8)
        6. Metonimia
Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena memiliki pertalian yang sangat erat (Keraf : 142).
Setelah selesai mengisap pipanya, ia berbaring, maka saat kemudian gubuk kami akan bergetar dengan suara dengur yang keras. (hal:27)Kemudian pada suatu malam, tubuhnya seakan-akan lebih berat dari biasa dan nafasnya berbau lain, maka saya buka mata saya. (hal:30)
  1. Klimaks dalam novel ini terjadi pada saat anak-anak laskar pelangi harus melawan sekolah PN yang sudah jauh lebih maju.
Contoh kalimat : “jika kalian ingin sekolah ini tidak digusur, menagkanlah perlombaan itu dan bawalah piala ke desa rawa rontek ini”.
  • Klimaks kedua terjadi pada saat sekolah Muhammdiyah yang menjadi dambaan di tutup.
Contoh kalimat : Muhammdiyah akhirnya ditutup karena sudah tidak bisa membiayai dirinya sendiri.




BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Unsur – Unsur intrinsik novel yaitu Tema, tokoh, watak dari tokoh, alur, latar/setting, suasana, sudut pandang, gaya bahasa, konflik dan Amanat. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu.

B.   Saran

Bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami unsur – unsur intrinsik karya sastra terutama dalam bentuk novel dan dapat menemukan unsur – unsur tersebut dalam cerita novel dengan mudah.